Hong Kong Pemerintah Hong Kong akan memperbanyak bangunan musala di tempat tempat wisata dan pusat perbelanjaan sebagai cara untuk menopang wisata halal dan ramah muslim. “Pemerintah Hong Kong tengah jalankan kajian itu dan kami telah dihubungi.Makanya mereka tengah membenahi perihal itu sekarang sehingga Hong Kong akan lebih ramah lingkungan bagi muslim,” ujar Konsul Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong, Yul Edison di dalam acara Indonesia AirAsia Meets Hong Kong Penerbangan Jakarta-Bali di Hong Kong, Selasa 8 Oktober 2024.
Menurut Edison, wisata halal dan ramah muslim merupakan cara pemerintah Hong Kong untuk mendatangkan turis dari negara-negara yang sesungguhnya mayoritas muslim atau negara islam, tidak benar satunya Indonesia.
Musala di Tempat Wisata dan Mal
Edison menjelaskan, ada lebih dari satu kajian yang tengah dikerjakan pemerintah Hong Kong dan meminta masukan dari pemerintah Indonesia, diantaranya menyiapkan fasilitas tempat ibadah di tempat tempat wisata dan pusat perbelanjaan. “Tempat ibadah umat muslim di Hong Kong pas ini masih terlalu terbatas, hanya miliki 5 masjid dan pas musala hanya ada di Bandara, nantinya tempat wisata dan mal akan disempurnakan dengan musala,” kata dia.
Selama ini, ujar Edison, minimnya tempat ibadah umat islam di Hong Kong yang paling banyak dikeluhkan wisatawan. Dia mencontohkan, turis yang menghendaki salat kesulitan karena belum ada tempat lain tak hanya masjid. Sementara kuantitas masjid di Hong Kong masih terlalu terbatas. “Kalau masjid kan di Hongkong itu ada lima yang besar masjidnya. Tapi di mal dan tempat wisata atau pusat keramaian belum ada. Nantinya akan dibuat seperti di Indonesia,” ujar Edison.
Menurut Edison, Hong Kong terdiri dari 18 distrik, yang terkecuali di Indonesia seperti kelurahan. Setiap distrik miliki mal dan pusat keramaian yang lain. “Bayangkan terkecuali tiap tiap mal ada musalanya,” kata dia. Dia meminta dengan tersedianya banyak tempat ibadah di pusat keramaian ini akan dapat menarik lebih banyak wisatawan dari negara negara mayoritas muslim seperti Indonesia, Malaysia, India dan negara di Timur Tengah.
Penataan restoran halal
Selain tempat ibadah umat islam, Edison menambahkan, Pemerintah Hong Kong terhitung akan jalankan penataan restoran restoran bersertifikat halal dan ramah muslim. Langkah ini sesungguhnya tidak mudah karena akan banyak tantangannya seperti, kendala izin, lahan yang terbatas. “Restoran halal di Hong Kong cukup banyak, tapi yang non halalnya jauh lebih banyak. Inilah yang akan ditata situs slot gacor dan dikerjakan perbaikan.”
Untuk makanan halal, Edison menambahkan, Hong Kong terus jalankan sosialisasi dengan memperbanyak festival dan acara makanan halal. “Kemarin terhitung telah ada festival halal food dikerjakan oleh Hong Kong. Dan ke depan itu aku yakin itu tentu akan lebih banyak lagi,” kata Edison.
Menurut Edison, Hong Kong merupakan tidak benar satu target wisata dunia yang miliki kuantitas penduduk 7,5 juta jiwa. Pasca pandemi covid 19, kuantitas wisatawan yang berkunjung ke Hong Kong terus merangkak naik. Tahun selanjutnya turis dari negara lain yang masuk ke Hong Kong meraih 34 juta orang dan dari Indonesia meraih 250 ribu orang. “Dan muslimnya terhitung tidak kalah banyaknya,” kata Edison. Adapun di semester 1 tahun ini, kuantitas kunjungan wisatawan ke Hong Kong telah meraih 21 juta orang. ” Kalau angka itu dapat dipertahankan dapat meraih 42 juta tahun ini. Itu kan sumber pemasukan yang dapat bagi mereka,” kata Edison.